Sabtu, 10 September 2011


Goa Yohanes Pembaptis

Para arkeolog hari Senin lalu (16/8) mengumumkan bahwa mereka telah menemukan sebuah goa yang pernah dipakai Yohannes Pembabtis membabtis banyak pengikutnya. Mereka menemukan puluhan ribu pecahan kendi yang dipakai dalam upacara, sebuah batu yang dipakai untuk membersihkan kaki, dan pahatan di dinding goa yang menceritakan kisah-kisah di masa Yesus.

Sejauh ini hanya sedikit saja artefak yang berkaitan dengan Kitab Suci Perjanjian Baru ditemukan di Tanah Suci, dan goa itu berpotensi menjadi temuan penting dalam arkeologi kitab suci, demikian diungkapkan Shimon Gibson, penemu jejak-jejak Yohannes di dalam goa.

Yohannes adalah kerabat Yesus yang berusia enam bulan lebih tua. Dalam kitab suci, ia disebut-sebut sebagai pengkotbah yang menyerukan agar orang-orang bertobat dan menyiapkan jalan untuk kedatangan sang juru selamat, yang tidak lain adalah Yesus.

Bagian dalam goa yang penuh pahatan dan pecahan keramik.

Menurut cerita, Yohannes lahir di desa Ein Kerem, sekarang menjadi bagian Yerusalem. Sekitar 4 kilometer dari sana, di tanah pertanian masyarakat Kibbutz Tzuba, sebuah goa ditemukan tersembunyi di bukit kapur. Panjang goa itu 24 meter, kedalamannya empat meter, dan lebar empat meter.

Goa itu digali orang-orang Israel pada Jaman Besi, antara 800 hingga 500 sebelum Masehi. Tampaknya sejak awal ia digunakan sebagai kolam pemandian, salah satu tradisi Yahudi untuk menyucikan diri.

Selama berabad-abad, goa itu kemudian tertutup lumpur dan endapan, meninggalkan lubang kecil saja yang tersembunyi di balik pohon dan semak. Meski demikian, beberapa tahun terakhir, goa itu memiliki pengunjung-pengunjung tetap dipimpin Reuven Kalifon, seorang imigran dari Cleveland, Ohio, sekaligus seorang guru Yahudi yang sering mengajak muridnya menelusuri goa.

Mereka biasa merangkak lewat lubang sempit di mulut goa hingga ujungnya, walau tidak ada yang mereka lihat kecuali tanah dan dinding.

Pada bulan Desember 1999, Kalifon mengajak Gibson, temannya, untuk meneliti goa secara lebih teliti. Gibson yang telah melakukan penggalian di Israel selama lebih dari 30 tahun, memindahkan beberapa batu di dekat dinding, dan mendapatkan pahatan kasar yang melukiskan sebuah kepala.

Terpesona oleh temuan tersebut, Gibson mengorganisir ekskavasi menyeluruh. Selama lima tahun berikutnya, Gibson bersama timnya, termasuk sukarelawan dari Universitas North Carolina di Charlotte, membersihkan lapisan tanah, dan mengumpulkan sekitar 250.000 pecahan tempayan yang dipakai dalam ritual penyucian.

Para penjelajah kemudian menyingkap 28 anak tangga yang menuju dasar goa. Di bagian kanan, sebuah relung dipahat ke dalam dinding --serupa dengan relung yang dipakai dalam ritual Yahudi untuk meletakkan baju sebelum pemandian. Dekat ujung anak tangga, tim menemukan batu oval dengan lekukan berbentuk telapak kaki seukuran sepatu 45. Di atasnya, relung sebesar tempat sabun dipahat pada batu, tempat meletakkan minyak yang akan mengalir lewat saluran kecil menuju kaki kanan pengikut.

Di bagian lantai yang tertutup air, batu-batu telah disingkirkan ke samping dan jalur tengah diisi dengan kerikil agar pengikut tidak tersandung, kata Egon Lass, konsultan arkeologi di Wheaton College, dekat Chicago, Illinois, yang ikut dalam penggalian.

Gambar-gambar kasar tampak dipahatkan di dinding, dekat langit-langit, yang menurut Gibson melukiskan kehidupan Yohannes. Salah satu figur memperlihatkan seorang lelaki dengan rambut lusuh mengenakan jubah dari kulit binatang. Ia memegang tongkat dan tangan satunya seolah sedang mengajarkan sesuatu.

Cekungan seukuran kaki yang dipakai dalam ritual penyucian.
Dikatakan Jame Tabor, murid sekolah Kitab Suci di Universitas North Carolina, figur itu tak lain adalah Yohannes sendiri. Kitab Suci mengatakan Yohannes adalah anggota Nazarites, sekte yang pengikut-pengikutnya tidak memotong rambut mereka, dan mengenakan pakaian seperti nabi-nabi kuno, termasuk jubah kulit unta.

Di sisi lain tembok terpahat bentuk wajah yang mungkin melambangkan kepala Yohannes yang dipenggal Herodes Antipas, penguasa Romawi di Israel. Pahatan lain memperlihatkan salib dan gambar tangan, yang melukiskan relik terkenal Yohannes.

Gambar-gambar itu berasal dari era Byzantine, dan diduga dipahat oleh pendeta-pendeta yang menghubungkan tempat itu dengan Yohannes, mengikuti cerita lokal, ungkap Gibson dan Tabor.

Gibson, yang mengepalai Unit Arkeologi lapangan Yerusalem, kelompok riset swasta, mengatakan penemuan itu, dihubungkan dengan kedekatan dengan desa asal Yohannes, merupakan bukti kuat bahwa goa Kibbutz Tzuba memang pernah digunakan pengkotbah itu.

"Semua bagiannya cocok dan sesuai dengan gambaran waktu dan kehidupan Yohannes Pembabtis," kata Gibson, yang menulis buku tentang penggalian itu dengan judul "The Cave of John the Baptist," yang akan dipublikasikan minggu depan.

Gibson menambahkan, pecahan-pecahan keramik yang ditemukan dalam goa juga menunjukkan bahwa tempat itu pernah dipakai untuk ritual menyucikan air dari masa Yohannes hingga abad 11, sebelum pasukan Salib datang dan memulai tradisi baru.

Meski begitu, baik Tabor maupun Gibson menyatakan tidak seorang pun bisa mengatakan secara pasti apakah Yohannes Pembabtis benar pernah menggunakan goa tersebut. Yang jelas, menurut mereka goa itu bisa menghidupkan bagian penting dari Kitab Perjanjian Baru. "Kita kini memiliki lokasi dekat Ein Kerem dimana ritual menyucikan air dilakukan pada abad pertama, dan itu sesuai dengan apa yang dilakukan Yohannes Pembabtis."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar